Pages

Saturday, December 10, 2011

Selayang Pandang, MANGLAYANG


“Kepuasan adalah rasa luar biasa yang dirasakan setelah kita mengusahakan suatu hal. Semakin tinggi perjuangan yang dilakukan untuk hal tersebut, maka akan semakin tinggi pula kepuasan yang didapat. Jadi kepuasan bukanlah hasil akhir, tapi lebih kepada proses pencapaian hasil akhir tersebut.”

Hehe…belum apa-apa sudah ngelantur…, sebenarnya hari ini saya ingin berbagi pengalaman olah raga mendaki gunung bersama tiga sahabat saya : Jamal, Santo Kenthus dan Agus Dne ke Gunung Manglayang. Gini ceritanya :

Hari ini, minggu 04 Desember 2011 kami berkumpul di Carefour Kiaracondong dengan rencana malakukan olah raga alam mendaki gunung Manglayang. Pendakian akan di mulai dari Baru Beureum, dan untuk menuju kesana terlebih dahulu kami harus menuju ke Jatinangor dengan menggunakan kendaraan umum (Bus DAMRI).
Sampai di Jatinangor, perjalanan dilanjut dengan menggunakan ojeg menuju Baru Beureum. Perjalanan kami terhambat karena saat itu sedang ada kegiatan komunitas Vespa di Bumi perkemahan Kiara Payung. Otomatis ojeg hanya bisa menemani kami sampai Kiara Payung saja.
 
Dari Kiara Payung, perjalanan dilanjut dengan jalan kaki kurang lebih setengah jam. Selama perjalanan suasana pedesaan sangat terasa, udaranya yang begitu segar plus aktifitas masyarakat ala pedesaan menghibur dan menemani kami. Senyuman dan sapaan ramah masyarakat merupakan sambutan yang begitu hangat bagi kami.


Dari jauh puncak manglayang terlihat begitu indah dengan selimut kabutnya. Ingin rasanya cepat-cepat menginjakan kaki dan menapaki tiap senti puncaknya.


Kurang lebih jam.9.30 kami sampai dititik awal pendakian yang katanya sudah berada di ketinggian 1600 mdpl. Disana terdapat dua buah warung sederhana dan sebuah mushola. Kami beristirahat sebentar untuk mengisi perbekalan dan mengumpulkan tenaga serta semangat untuk melakukan pendakian yang sebenarnya.



 
“Gunung Manglayang memiliki ketinggian kurang lebih 1818 mdpl, walaupun tidak begitu tinggi, tapi medan yang akan dilalui menuju puncak tidaklah mudah. Rata-rata kemiringan jalur pendakian 70 s/d 80 derajat, bahkan jalur turun nanti banyak yang mencapai 90 derajat, jadi kita harus ekstra hati-hati. Baiklah, sebelum berangkat mari kita berdo’a bersama, berdo’a mulai….”
 






Memang benar, walaupun tidak begitu tinggi, tapi jalur yang dilalui selama pendakian sangat terjal. Sepanjang perjalanan, batu-batu besar sering kami dapati plus jurang yang mengikuti kami di kiri kanan jalur.




Jam 11.00 kami sampai di puncak bayangan. Dari sini kami disuguhi pemandangan menakjubkan, semua bisa terlihat jelas. Dari gunung-gunung yang berada di sekitar Manglayang, sampai tingginya bangunan-bangunan kota Bandung bisa terlihat jelas dari sini. Hanya satu kata yang bisa terucap..”Subhanallah…” .


Setelah beristirahat sebentar, perjalanan kami lanjutkan. Dan akhirnya tepat jam.12.00 puncak manglayang berhasil kami tapaki
.
Setelah makan siang dan menikmati suasana puncak, kami lanjutkan perjalanan dengan mengambil jalur Batu Kuda. Jalur turun tidak kalah ekstrimnya, kecuraman jalur yang bisa mencapai 90 derajat disertai jurang di kiri kanan nya adalah tantangan berat bagi kami yang sudah hampir kehabisan tenaga. Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan (plus sesat karena salah ambil jalur) akhirnya kami tiba di situs Batu Kuda. Dan kami pun bisa bernafas lega karena perjalanan kami hari ini begitu berharga.

 
Banyak yang saya dapat dari perjalanan ini, di mulai dari kebesaran ciptaan-NYA, kebersamaan sampai pengendalian diri bisa saya dapatkan disini.