Cinta, cinta dan cinta....,
begitu senyawanya terhirup dan masuk
kedalam raga, maka reaksi kimianya akan menggerakan semua hormon yang akan
mempengaruhi syaraf dan menutupi nalar. Akan terbentuk suatu ikatan yang kalau
tidak tersalurkan akan membelenggu pola pikir dan kreatifitas tapi jika
tersalurkan, akan membentuk energi tiada batas.
“Cinta, deritanya tiada akhir” mungkin ungkapan kalimat yang sering
di ungkapkan oleh salah satu karakter dalam film silat tempo doeloe tersebut ada
benarnya. Bagi orang yang sedang kecewa karena cinta tentunya....
Derita cinta kadang dapat
memalingkan seseorang dari lingkungannya, dia lupa akan segala yang dia miliki,
bahkan dia lupa akan siapa sebenarnya dirinya. Ibarat binatang yang terpisah
dari kawanannya, maka ia sangat rentan terhadap pemangsa.
Buhul atau ikatan yang terbentuk
akan menahan jiwanya di masa lalu dan membiarkan raganya bergerak bebas penuh
kekosongan di masa kini. Dan kekosongan tersebut memiliki potensi yang sangat
tinggi untuk terisi oleh hal-hal atau energi-energi negatif.
Berbicara tentang cinta adalah
sama dengan berbicara tentang hati, maka cinta yang terluka sama dengan hati
yang terluka. Jika hati yang luka, maka sinyalnya akan diterima oleh otak, dan
otak akan memerintahkan seluruh organ tubuh untuk ikut merasakan sakit. Dan akibatnya
seluruh tubuh pun akan ikut terluka.
“Dan hanya dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang”, itulah
solusi yang di tawarkan Al-qur’an untuk mengobati hati yang terluka, hati yang
goyah dan hati yang gundah gulana. Termasuk karena cinta....
Tapi bagaimana dia bisa mengingat
Tuhannya sedangkan dirinya sendiri pun dia tidak kenal, apa yang ia miliki
sudah terlupakan dan ia pun menyisihkan diri dari lingkungan. Disini orang -orang
hebat para ahli di bidang ilmu kehidupan bernama Ulama menjawab masalah
tersebut dengan merumuskan lima hal :
- Baca Qur’an dan maknanya
- Shalat malam dirikanlah
- Dzikir malam perpanjanglah
- Perbanyak puasa
- Berkumpul dengan orang shaleh
Bagi orang yang sudah lupa akan
siapa dirinya, maka hanya dorongan dan masukan dari luar lah yang mampu
mengingatkan kembali ia dari kelupaannya. Kekosongan jiwanya harus diisi dengan
hal atau energi positif yang akan membangunkan ingatannya kembali.
Dan dari lima hal tersebut, hal
terakhirlah yang mampu memberi masukan dan dorongan dari luar sehingga ia ingat
akan siapa dirinya, lingkungannya dan yang terpenting ia akan ingat siapa
Tuhannya dan apa yang diyakininya sehingga tujuan dari ketenangan hati akan
tercapai, dan dia akan melepaskan semua ikatan derita cinta dan membawa kembali
jiwanya dari masa lalu masuk kembali ke raganya di masa kini.
Jadi cinta, indah ataupun
deritanya adalah anugerah yang di berikan Tuhan kepada makhluk-NYA untuk
menguji dan membentuk karakteristik ataupun jati diri makhluk tersebut.
Based on true story....
Bandung, 12 November 2011