Bismillahirrohmanirrohiem
Assalamu’alaikum.wr.wb,,
Apa kabar sobat inspirasi semua, saya harap
semoga sobat inspirasi semua ada dalam kesehatan dan lindungan Allah.swt.
Dalam suasana Ramadhan ini, jiwa dan raga
kita di tempa untuk mengingat kembali hakikat penciptaan kita sebagai manusia. Kita
dilahirkan dalam keadaan fitrah dalam Islam dengan tujuan penciptaan Cuma satu
yaitu “untuk beribadah atau menyembah hanya kepada Allah.swt”.
Sobat inspirasi…, banyak hal dalam kehidupan di
sekitar kita yang dapat menjadi atau menginspirasi kita. Seperti yang akan saya
bagi kepada sobat inspirasi semua. Beberapa waktu lalu saya mendapat email dari
salah seorang sahabat saya. Isinya kurang lebih adalah hasil kesimpulan dari
kegalauan yang telah beliau alami.
Isi dari email tersebut akan saya posting
disini dengan harapan dapat menjadi inspirasi sobat inspirasi semua. Dan buat
sahabat saya, ikhlas ya curhatnya di publish di sini…:)
Dan ini lah isi lengkap dari cerita beliau….
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarrakatuh
Pernah
kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupmu? bagaimana menyikapinya? Semoga
goresan dari Widy bisa bermanfaat yaa ^^, Lets cekidot ~~>
“Cinta baru
sempurna jika terasa menyayat, seperti segumpal tanah liat yang akan baru
tampil indah setelah dipahat. Cinta menjadi abadi jika tak terjangkau. Ibarat
bumi selalu mengitari matahari. Karena tak mampu meraihnya, selamanya menjadi
bayangan yang tak terengkuh. Ditinggalkan jauh lebih menyakitkan daripada
diputuskan. Namun lebih menyakitkan lagi ketika kita tidak mengerti bahwa
terkadang Allah izinkan kita kehilangan seseorang untuk kebaikan kita sendiri.
Kehilangan akan membuat kita merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan bisa
membuat kita tegar."
Tetapi
sesuatu yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan, karena jejak-jejak
yang ditinggalkannya tak pernah benar-benar hilang.
Maka, mari
belajar untuk mencintai kehilangan itu, karena ia adalah bagian alamiah dari
hidup. Kehilangan membuat banyak pelajaran dan pengalaman baru buat kita kita
dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri.
Kata orang
bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Kita sadar kita
tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang
berlebihan ketika kita kehilangan.
Kemenangan hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai. Pelajaran dari beberapa kehilangan, bahwa dalam setiap kehilangan ada pembelajaran yang membuat jiwa makin dewasa. Atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri. Di saat kehilangan, kita jadi meringkuk seperti bayi yang tak punya kuasa.
Kemenangan hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai. Pelajaran dari beberapa kehilangan, bahwa dalam setiap kehilangan ada pembelajaran yang membuat jiwa makin dewasa. Atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri. Di saat kehilangan, kita jadi meringkuk seperti bayi yang tak punya kuasa.
Menyadari
bahwa sekuat apapun jiwa dan diri, setiap hidup tak pernah lepas dari
kehilangan. Bahwa cerita di dunia ini bukan hanya celoteh kita, tapi ada
celoteh lain yang harus didengarkan, dipenuhi dan dijalankan. Tak lain demi
harmonisasi.“
Wallahu
a'lam
Subhaanakalloohumma
wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.