Pages

Tuesday, February 11, 2014

Ashabul Ukhdud

Muslim meriwayatkan dari Suhaib bahwa Rasulullah.saw bersabda, “Dahulu kala ada seorang raja dari kalangan orang-orang sebelum kalian yang mempunyai seorang ahli sihir. Ketika ahli sihir ini sudah lanjut usia, ia berkata kepada sang raja, ‘sesungguhnya aku sudah lanjut usia, maka kirimkan seorang pemuda kepadaku untuk aku ajarkan kepadanya ilmu sihir.’ Maka sang raja pun mengirimkan seorang pemuda kepadanya untuk diajari ilmu sihir.
Ketika di tengah jalan yang dilaluinya menuju tukang sihir, terdapat seorang ahli ibadah (Pendeta). Pemuda itu lalu duduk didekatnya dan mendengarkan ucapannya hingga membuatnya kagum atau heran. Dan ketika mendatangi ahli sihir, dia selalu melewati si pendeta itu dan singgah di tempatnya. Suatu ketika saat mendatangi ahli sihir, ahli sihir itu memukulnya. Maka dia memberitahukannya kepada sang pendeta.
Pendeta itu berkata, ‘jika engkau takut pada ahli sihir, maka katakan, keluargaku menahanku. dan jika engkau takut kepada keluargamu maka katakan, ahli sihir telah menahanku.’
Ketika dia dalamkeadaan seperti itu, datanglah seekor binatang yang sangat besar yang menahan orang-orang, maka dia berkata, ‘sekarang aku akan mengetahui yang lebih baik, ahli sihir ataukah pendeta?’
Kemudian dia mengambil sebuah batu seraya berkata, ‘ya Allah jika ajaran pendeta itu lebih engkau sukai dari pada ajaran ahli sihir, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang dapat melanjutkan perjalanannya.’ Lalu dia melemparkan batu itu hingga dapat membunuh binatang tersebut dan orang-orangpun dapat melanjutkan perjalanan mereka. Selanjutnya, pemuda itu mendatangi si pendeta dan memberitahukan hal tersebut. Maka sang pendeta berkata kepadanya, ‘wahai anakku, sekarang ini engkau lebih baik dari pada diriku. Sebab, urusanmu telah mencapai apa yang kusaksikan. Dan sesungguhnya engkau kelak akan diuji. Jika engkau diuji, janganlah engkau menyebut-nyebut namaku.’
Pemuda itupun berhasil menyembuhkan penyakit buta dan kusta. Dia mengobati manusia dari segala macam penyakit. Kemudian orang kepercayaan sang raja yang buta mendengar berita tentangnya. Dia mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang sangat banyak. Dia berkata, ‘semua yang ada disini akan menjadi milikmu jika engkau berhasil menyembuhkan diriku.’ Pemuda itu menjawab,’sesungguhnya aku tidak dapat menyembuhkan seseorang. Yang menyembuhkan adalh Allah yang maha tinggi. Jika engkau beriman kepada Allah yang maha tinggi, maka aku akan berdo’a kepada Allah, lalu Dia akan menyembuhkanmu.’ Maka diapun beriman kepada Allah yang maha tinggi dan Allah menyembuhkannya.
Selanjutnya, orangkepercayaan raja itu mendatangi sang raja dan duduk bersamanya seperti biasa. Raja berkata kepadanya, ‘siapa yang mengembalikan (menyembuhkan) matamu ?’
Dia menjawab, ‘Tuhanku’. ‘Apakah engkau mempunyai Tuhan selain diriku?’, tanya raja.’Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah,’ sahutnya. Maka raja itu langsung memberikan hukuman kepadanya dan terus menyiksanya hingga orang itu menunjuk pemuda itu. Kemudian minta agar pemuda itu didatangkan. Raja berkata, ‘wahai anakku, sihirmu luar biasa hebatnya hingga dapat menyembuhkan kebutaan dan kusta.Kamu juga telah melakukan ini dan itu. Maka dia berkata, ‘Sesungguhnya aku tidak dapat menyembuhkan seorangpun. Sebenarnya yang menyembuhkan mereka adalah Allah.’
Maka pemuda itu pun dihukum dan terus disiksa hingga pemuda itu menunjuk sang pendeta. Lalu dia minta supaya pendeta itu dihadirkan. Selanjutnya kepada pendeta itu dikatakan, ‘Kembalilah kamu kedalam agamamu semula.’ Namun dia menolak. Raja minta agar diambilkan gergaji. Gergaji itu diletakkan diatas kepalanya, lalu membelahnya hingga kedua belahan tubuhnya terjatuh. Dipanggillah orang kepercayaannya dan dikatakan kepadanya, ‘kembalilah kamu kedalam agamamu semula.’ namun dia menolak, dan sang raja meletakkan gergaji diatas kepalanya, kemudian membelahnya hingga kedua belahan tubuhnya terjatuh.
Selanjtnya, dia minta untuk menghadapkan pemuda itu kepadanya. Lalu dia mengatakan kepadanya, ‘kembalilah kepada agamamu.’ Namun dia tetap menolak. Maka dia menyerahkannya kepada beberapa orang pengikutnya, lalu berkata, ‘pergi dan bawalah pemuda ini ke gunung ini dan itu, dan bawalah dia naik keatas gunung. Jika kalian telah sampai dipuncaknya dan dia kembali kepada agamanya, maka tidaklah bermasalah. tetapi jika tidak, maka lemparkanlah dia.’ Kemudian mereka segera membawa pemuda itu naik kegunung. Maka pemuda itu berdo’a, ‘Ya Allah lindungilah diriku dari kejahatan mereka sesuai dengan kehendakmu.’ Maka gunung itu goncang, merekapun berjatuhan dari gunung. Kemudian pemuda itu dengan berjalan kaki datang menemui sang raja.
Kemudian raja bertanya kepadanya, ‘apa yang dilakukan oleh orang-orang yang membawamu?’. Dia menjawab, ‘Allah yang maha tinggi telah menghindarkan diriku dari kejahatan mereka.’ Maka pemuda itu diserahkan kepada pasukan lain seraya berkata, ‘pergilah kalian dan bawalah pemuda ini dengan sebuah perahu ketengah-tengah laut. Jika dia mau kembali kedalam agamanya semula, maka dia akan selamat. Jika tidak, maka lemparkanlah dia ketengah lautan. ‘ Lalu mereka berangkat dengan membawa pemuda tersebut. Selanjutnya pemuda tersebut berdo’a, ‘ya Allah, selamatkanlah aku dari mereka sesuai dengan kehendakmu.’ Maka kapal itupun terbalik dan mereka tenggelam. Setelah itu, pemuda tersebut dengan berjalan kaki datang menemui sang raja.
Dan raja berkata kepadanya, ‘apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang bersamamu tadi?’ Dia menjawab. ‘Allah yang maha tinggi telah menyelamatkanku dari kejahatan mereka. Lebih lanjut pemuda itu berkata kepada raja, ‘sesungguhnya kamu tidak akan dapat membunuhku hingga kamu mengerjakan apa yang aku perintahkan kepadamu.’
Apa yang harus aku kerjakan ?’ tanya raja itu. Pemuda itu mejawab, ‘Kamu harus mengumpulkan orang-orang disatu tanah lapang, lalu kamu menyalibku disebuah batang pohon. Ambilah anak panah dari tempat anak panahku, letakkan pada busurnya, kemudian ucapkanlah, ‘Dengan menyebut nama Allah, tuhan pemuda ini.’ Lalu lepaskanlah anak panah itu kearahku. Sesungguhnya jika kamu telah melakukan hal itu, maka kamu akan dapat membunuhku.’
Raja itupun mengumpulkan orang-orang di satu tanah lapang. Dia menyalib pemuda diatas sebatang pohon, lalu mengambil satu anak panah dari tempat anak panah pemuda itu. Selanjutnya, dia meletakkan anak panah itu pada busurnya, kemudian mengucapka Bismillahi rabbil ghulaam (Dengan menyebut nama Allah, tuhan pemuda ini). Diapun melepaskan anak panah itu dan mengenai bagian pelipis. Pemuda itu meletakkan tangannya di pelipisnya dan iapun meninggal dunia. Pada saat itu rang-orang berkata, ‘Kami beriman kepada Tuhan pemuda ini.’
Kemudian ada orang yang datang kepada raja dan berkata kepadanya, ‘tahukah engkau, apa yang engkau khawatirkan ?, demia Allah, kekhawatiran itu sekarang telah menjadi kenyataan. Orang-orang telah beriman.’ Rajapun memerintahkan untuk membuat parit besar disetiap persimpangan jalan dan diparit itu supaya dinyalakan api. Raja berkata, ‘barang siapa tidak kembali kepada agamanya semula, maka lemparkanlah ia kedalam parit itu.’ Atau akan dikatakan kepadanya, ‘ceburkanlah dirimu.’ Maka orang-orangpun melakukan hal tersebut, hingga datanglah seorang wanita bersama bayinya. Wanita itu berhenti dan menghindar agar tidak terperosok kedalamnya. Maka bayi itu berkata kepadanya, ‘Wahai ibuku, bersabarlah, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran.’

No comments:

Post a Comment